Sebelum membahas tentang cara membuat rangka manusia dengan bubur kertas, kita pelajari dulu tentang rangka manusia. Jika kita mengamati aktivitas keseharian kita seperti berjalan, pernahkan muncul pertanyaan di benak kita mengapa kaki kita dapat bergerak? Mengapa juga tangan kita bisa berayun, memegang, dan menggenggam? Ya, kaki dan tangan kita bisa bergerak karena pada kaki dan tangan kita terdapat tulang dan otot. Tulang dan otot inilah yang bisa mengerakkan tangan dan kaki kita. Tangan dan otot merupakan alat gerak. Organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan. Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada dua macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Perhatikan gambar dibawah ini!
Tubuh manusia, khususnya tangan dan kaki terdiri atas beberapa tulang. Nah, perhatikan gambar rangka tangan dan kaki berikut ini. Coba kenali dan tunjukkan nama tulang-tulang tersebut melalui gambar berikut. Pasangkan antara gambar dengan keterangan menggunakan garis!
Sekarang perhatikan gambar tulang pada kaki manusia dibawah ini!
Ayo Mencoba
Sekarang kita mencoba membuat model sederhana rangka manusia dari bahan bubur kertas.
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah kerangka patung dari kawat kasa seperti gambar dibawah ini.
3. Potong-potonglah kertas koran menjadi serpihan-serpihan
4. Rendamlah serpihan koran-koran ke dalam air.
5. Setelah rendaman serpihan koran lembek, angkat dan tumbuklah sampai halus dan campurkan dengan perekat dari pati kanji. Aduklah hingga berbentuk bubur, namun jangan terlalu encer.
6. Tempelkan bubur koran tersebut pada rangka kawat.
7. Keringkan dengan cara diangin-anginkan. Jangan dijemur langsung di bawah terik matahari agar tidak retak
8. Warnailah dengan menggunakan cat.
Ayo Berdiskusi!
Kamu telah mengetahui organ gerak manusia, terutama tulang. Sekarang, diskusikan dengan temanmu fungsi dari masing-masing tulang tersebut. Untuk memudahkan pekerjanmu, kamu bisa mencari buku referensi di perpustakaan sekolah.
Fungsi organ gerak manusia sangat banyak. Hampir semua aktivitas manusia tidak bisa terlepas dari organ gerak. Selain itu jangan lupa juga bahwa berbagai aktivitas dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya itu tidak terlepas dari karunia Tuhan yang memberikan kelengkapan dan kesempurnaan fungsi bagian-bagian tubuh kita. Sudahkah kamu bersyukur atas itu semua? Bagaimana caramu bersyukur? Salah satu cara kita mensyukuri karunia tuhan berupa organ gerak adalah dengan menjaganya tetap sehat dan baik sehingga dapat berfungsi sebagaimana peruntukannya.
Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak pernah mau merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri. Dia juga tidak mau dipapah atau digendong.
“Saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas.
Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tetapi tidak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, dia diterima di sebuah perusahaan kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama dia bekerja, krisis moneter tahun 1998 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka, dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran. Tetapi, dia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan oleh Pemda DKI bagi penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah. Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong.
“Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos.” katanya. Pada awal produksi dia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram. “Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih,” katanya mengenang. Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya.
Dia juga sudah memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya.
“Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ikan gurame, tetapi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enak,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada uang lebih, merek ini saya mau patenkan.” tambahnya.
Beruntung, ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha.
“Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?” Tetapi Sidik tak kehilangan akal, dia mendesain motornya agar tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan tukang las, jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel di perseneling dan injakan rem. Tidak lupa dia juga menempelkan gerobak di sampingnya untuk mengangkut muatan. “Motor itu benar-benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha saya.” ujar Sidik.
Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. Setiap hari dia masih berkeliling ke koperasi-koperasi atau warung di seluruh pelosok Ibukota. Bahkan saat Kabari mewancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.
Kini, dari hasil usahanya, Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, dia menjadi enterpreuner sejati. Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi enterpreuner, barulah menjadi negara makmur, maka Sidik telah memulainya bertahun-tahun lalu. Jelaslah, Indonesia membutuhkan orang-orang gigih seperti Sidik.
Cerita yang kamu baca inspiratif, bukan? Orang yang berkebutuhan khusus pun mampu beraktivitas layaknya orang normal. Bagaimana dengan kamu? Berdasarkan bacaan di atas, temukan ide pokok masing-masing paragrafnya.
Kamu telah membaca bacaan di atas, tentunya kamu pun telah mengetahui dan memahami isinya. Banyaknya informasi yang kamu dapatkan dari bacaan tergantung pada panjang dan bobot bacaan. Tentunya akan berbeda informasi yang kamu dapatkan antara membaca teks berupa karangan dengan membaca buku.
Pada saat membaca buku, sebenarnya isi dari sebuah buku sudah dapat kita terka atau prediksikan sebelumnya dengan melihat sampul atau cover buku tersebut. Karena memang sampul cover buku merupakan bagian buku yang berupa gambar ilustrasi yang bisa mewakili isi buku. Cover atau sampul buku merupakan cerminan dari keseluruhan isi buku. Cover atau sampul merupakan bagian terluar dari buku yang terdiri atas dua sisi, yakni depan dan belakang. Kedua sisi ini saling mendukung dan melengkapi serta menguatkan isi dari buku.
Cover yang baik adalah yang bisa mempengaruhi dan menarik minat orang untuk membaca isi buku secara keseluruhan. Untuk itu, maka sebuah cover harus memenuhi unsur-unsur berikut.
Perhatikan gambar dibawah ini!
Sekarang kita mencoba membuat model sederhana rangka manusia dari bahan bubur kertas.
1. Siapkan alat dan bahan
- Gunting
- Ember
- Kertas koran
- Kawat kasa
- Pati kanji
- Cat warna dan kuas
2. Buatlah kerangka patung dari kawat kasa seperti gambar dibawah ini.
5. Setelah rendaman serpihan koran lembek, angkat dan tumbuklah sampai halus dan campurkan dengan perekat dari pati kanji. Aduklah hingga berbentuk bubur, namun jangan terlalu encer.
6. Tempelkan bubur koran tersebut pada rangka kawat.
8. Warnailah dengan menggunakan cat.
Kamu telah mengetahui organ gerak manusia, terutama tulang. Sekarang, diskusikan dengan temanmu fungsi dari masing-masing tulang tersebut. Untuk memudahkan pekerjanmu, kamu bisa mencari buku referensi di perpustakaan sekolah.
Nama Tulang | Fungsi |
---|---|
Tulang hasta | Sebagai pendukung lengan bawah sehingga memungkinkan untuk bergarak |
Tulang lengan atas | Sebagai penghubung antar gelang bahu dan tulang lengan bawah serta Sebagai Insersio/Origo otot Deltoid, Infraspinatus, Rhomboideus major dan minor |
Tulang pengumpil | Sebagai penyambung bagian siku dengan tangan di sisi ibu jari. |
Tulang pergelangan tangan | Sebagai penghubung tulang jari dengan tulang pangkal tangan. |
Tulang telapak tangan | Sebagai pemberi bentuk tangan, dan penghubung tulang jari dengan tulang pangkal tangan. |
Tulang paha | 1. Sebagai tempat produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya 2. Sebagai penghubung tubuh bagian pinggul dan lutut 3. Dapat sebagai pembuat sendi condilar bersama lutut |
Tulang kering | Sebagai penopang pada tubuh saat berdiri dan penghubung lutut ke pergelangan kaki. |
Tulang betis | Sebagai penyangga badan serta tempat melekatnya otot kaki. |
Tulang pergelangan kaki | a. Membantu untuk memungkinkan gerak naik turun kaki dengan adanya sendi engsel b. Membantu untuk melangkah serta berjalan. |
Tulang telapak kaki | Sebagai penopang berat tubuh dan membantu mengatur gerak tubuh ketika berjalan , berlari, atau melompat. |
Tulang jari kaki | Sebagai penopang dan penyeimbang tubuh saat berdiri, berjalan, berlari dsb. |
Fungsi organ gerak manusia sangat banyak. Hampir semua aktivitas manusia tidak bisa terlepas dari organ gerak. Selain itu jangan lupa juga bahwa berbagai aktivitas dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya itu tidak terlepas dari karunia Tuhan yang memberikan kelengkapan dan kesempurnaan fungsi bagian-bagian tubuh kita. Sudahkah kamu bersyukur atas itu semua? Bagaimana caramu bersyukur? Salah satu cara kita mensyukuri karunia tuhan berupa organ gerak adalah dengan menjaganya tetap sehat dan baik sehingga dapat berfungsi sebagaimana peruntukannya.
Penyandang Cacat yang Sukses
Sidik lahir dengan kondisi yang memprihatinkan. Dia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal paha. Boleh dibilang, tubuhnya hanya separuh. Sebelum menggunakan kursi roda, dia mengayunkan dua tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan.Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak pernah mau merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri. Dia juga tidak mau dipapah atau digendong.
“Saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas.
Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tetapi tidak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, dia diterima di sebuah perusahaan kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama dia bekerja, krisis moneter tahun 1998 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka, dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran. Tetapi, dia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan oleh Pemda DKI bagi penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah. Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong.
“Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos.” katanya. Pada awal produksi dia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram. “Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih,” katanya mengenang. Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya.
Dia juga sudah memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya.
“Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ikan gurame, tetapi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enak,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada uang lebih, merek ini saya mau patenkan.” tambahnya.
Beruntung, ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha.
“Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?” Tetapi Sidik tak kehilangan akal, dia mendesain motornya agar tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan tukang las, jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel di perseneling dan injakan rem. Tidak lupa dia juga menempelkan gerobak di sampingnya untuk mengangkut muatan. “Motor itu benar-benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha saya.” ujar Sidik.
Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. Setiap hari dia masih berkeliling ke koperasi-koperasi atau warung di seluruh pelosok Ibukota. Bahkan saat Kabari mewancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.
Kini, dari hasil usahanya, Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, dia menjadi enterpreuner sejati. Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi enterpreuner, barulah menjadi negara makmur, maka Sidik telah memulainya bertahun-tahun lalu. Jelaslah, Indonesia membutuhkan orang-orang gigih seperti Sidik.
Sumber: https://abriantonugraha.wordpress.com
Cerita yang kamu baca inspiratif, bukan? Orang yang berkebutuhan khusus pun mampu beraktivitas layaknya orang normal. Bagaimana dengan kamu? Berdasarkan bacaan di atas, temukan ide pokok masing-masing paragrafnya.
Paragraf | Ide Pokok |
---|---|
1 | Sidik lahir dengan kondisi yang memprihatinkan, ia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal paha. |
2 | Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak mau merepotkan orang lain. |
3 | Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tapi tak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. |
4 | Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah. |
5 | Ia juga sudah punya merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya. |
6 | Beruntung ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha. |
7 | Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. |
8 | Kini, dari hasil usahanya Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan. |
Kamu telah membaca bacaan di atas, tentunya kamu pun telah mengetahui dan memahami isinya. Banyaknya informasi yang kamu dapatkan dari bacaan tergantung pada panjang dan bobot bacaan. Tentunya akan berbeda informasi yang kamu dapatkan antara membaca teks berupa karangan dengan membaca buku.
Pada saat membaca buku, sebenarnya isi dari sebuah buku sudah dapat kita terka atau prediksikan sebelumnya dengan melihat sampul atau cover buku tersebut. Karena memang sampul cover buku merupakan bagian buku yang berupa gambar ilustrasi yang bisa mewakili isi buku. Cover atau sampul buku merupakan cerminan dari keseluruhan isi buku. Cover atau sampul merupakan bagian terluar dari buku yang terdiri atas dua sisi, yakni depan dan belakang. Kedua sisi ini saling mendukung dan melengkapi serta menguatkan isi dari buku.
Cover yang baik adalah yang bisa mempengaruhi dan menarik minat orang untuk membaca isi buku secara keseluruhan. Untuk itu, maka sebuah cover harus memenuhi unsur-unsur berikut.
- Terdapat judul dengan pemilihan jenis huruf yang menarik dan mencolok.
- Terdapat kalimat penjelas judul yang singkat dan mudah dipahami.
- Terdapat nama penulis.
- Terdapat identitas penerbit.
- Menyertakan gambar yang menarik.
- Terdapat sinopsi isi buku pada sisi belakang.
- Terdapat identitas buku pada punggung buku.