Selasa, 14 April 2020

Contoh Kumpulan Pantun Penutup Pidato yang Menarik

Kumpulan Pantun Penutup Pidato yang Menarik


Pantun adalah karya sastra yang tak lekang dimakan zaman. Pantun tetap hidup, tumbuh dan lestari dalam masyarakat. Digunakan secara spontan dengan pilihan kata yang mengikuti zaman. Selain itu, tema yang diangkat juga tetap mengikuti keadaan.

Pantun, yang identik dengan karya sastra lisan tidak sekadar identik dengan bangsa dan suku melayu, melainkan juga bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu wujud eksistensinya pantun di tengah masyarakat modern, sebagian tokoh dipastikan memunculkan pantun segar di sela-sela ucapannya.


Kumpulan Pantun Penutup Pidato yang Menarik Contoh Kumpulan Pantun Penutup Pidato yang Menarik
Fajri - Kacong Situbondo | Foto: Muntijo


Misalnya, mantan menteri komunikasi dan infromasi, Tifatul Sembiring. Tokoh yang akrab dipanggil dengan nama Pak Tif ini, sering membuat pantun di akhir pernyataannya. Tokoh lain yang suka berpantun ria adalah Saifullah Yusuf, Mantan Ketua PP GP Ansor yang kini menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur.

Tifatul Sembiring adalah orang Sumatera, namanya saja sembiring pasti masih keturunan Batak, dia berpantun. Saifullah Yusuf, yang akrab dipanggil Gus Ipul, orang Jawa deles, dia juga identik dengan pantun.

Pantun bisa digunakan untuk menyegarkan suasana saat berpidato. Bisa digunakan sebagai pembuka, di tengah-tengah pidato, atau sebagai penutup pidato.

Dalam tulisan ini, contoh-contoh pantun yang ditampilkan adalah contoh pantun yang pas jika dijadikan sebagai penutup sebuah pidato:

Contoh Pantun I
Makan rumput di tengah hutan
Hutannya ditumbuhi pohon jati
Jika ada kesalahan dalam ucapan
Mohon tidak dimasukkan dalam hati

Pohon jati berjajar di tepian
Di tengah-tengahnya sudah bersih
Dari kami cukup sekian
Kurang lebihnya terima kasih


Contoh Pantun II
Negeri ini namanya Indonesia
Pulau berjajar menyambung lautan
Cukup sekian pidato saya
Kalau kelebihan mohon diamaafkan

Lautan luas menampung rindu
Rindu beranjak menembus batas
Jika salah bukan dari kalbu
Sebatas bercanda tertawa lepas

Contoh Pantun III
Kalau sudah tua jalannya dituntun
Memakan kerupuk tinggal separo
Saya tidak biasa berpantun
Berpantun hanya saat pidato

Kitab suci namanya mushaf
Kitab cinta haruslah berarti
Jika salah kami mohon maaf
Kami mohon hadirin mengerti

Di depan namanya berhadapan
Tidak perlu memegang belati
Setiap kata yang diucapkan
Tak bermaksud menyakiti hati

Demikian contoh pantun yang dapat digunakan sebagai penutup pidato.  Masing-masing pantun di atas bisa digunakan sebagai penutup. Bisa disesuaikan dan bisa dimodifikasi sesuasi dengan tema pidato.

LIHAT JUGA: CONTOH PANTUN YANG LAIN


Selamat berpidato, selamat berpantun!