Kamis, 09 April 2020

UN yang Santai adalah UN yang Jujur

Kesantaian-kesantaian itu menunjukkan pelaksanaan UN sudah lebih jujur dibanding sebelum-sebelumnya. Orang yang jujur tidak akan panik. Tidak akan bingung menutup-nutupi kebohongan. Orang yang jujur pasti tampil lepas apa adanya. Itulah yang tampak.
 
Ujian Nasional yang sejak ditetapkan sebagai satu-satunya syarat penentu kelulusan dan sebagai salah satu syarat penentu kelulusan menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar pelajar Indonesia kini sudah mulai kehilangan kesakralannnya. Foto-foto yang diunggah dan banyak dilihat di media sosial adalah foto keadaan UN yang santai, humanis, dan penuh kegemberiaan. Status-status di sosial media baik twitter, facebook, maupun yang lain juga menunjukkan keceriaan menghadapi UN. Belum lagi foto meme hasil editan yang ujian adalah guru-guru sedangkan yang jaga adalah anak berseragam SD. Status di facebook yang biasanya Harap Tenang Ada UN distatuskan menjadi Harap SENANG Ada Ujian.


Bahkan akun resmi kemendikbud memposting foto salah satu pelajar di Jawa Timur sedang berfoto selfie dengan senyum lebar bersama Mendikbud Anies Baswedan, Gubernur Jatim, Soekarwo, serta Walikota Surabaya Ibu Risma. Pelajar tersebut tersenyum lebar. Tanda tak ada ketakutan di wajahnya.


Pemberitaan di televisi juga tidak seekstrem dulu. Jika tahun-tahun sebelumnya hampir setiap waktu, televisi menyiarkan pengawalan naskah UN yang ekstra ketat dari kepolisian sekarang pengawalannya biasa-biasa saja. Memang tetap ada pengawalan, tetapi tidak seekstrem dulu. Meskipun masih ada saja berita tentang siswa yang pingsan saat doa bersama menjelang UN. Ngapain sampai pingsan. Toh UN tidak lagi penentu kelulusan. Ngapain dijaga sampai segitunya, toh kalau bukan lagi sebagai penentu kelulusan UN, orang-orang tidak akan repot-repot membobol naskah soal. Orang membobol naskah UN karena takut tidak lulus akhirnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan soal untuk dipelajari. Bahkan kalau perlu membayar dengan harga mahal.

Melihat pemberitaan dan kecenderungan status di media sosial, pelaksanaan UN di tahun ini cenderung santai. Meskipun ada beberapa masalah khususnya yang mengerjakan UN Berbasis Komputer alias UNBK. Tolong jangan ditulis CBT, itu namanya keminggrisen. Kendala yang dialami oleh sekolah yang melaksanakan UNBK adalah masalah listrik. Tapi toh sudah dapat diatasi dengan generator set alias genset.

Kesantaian-kesantaian itu menunjukkan pelaksaan UN sudah lebih jujur dibanding sebelum-sebelumnya. Orang yang jujur tidak akan panik. Tidak akan bingung menutup-nutupi kebohongan. Orang yang jujur pasti tampil lepas apa adanya. Itulah yang tampak.


Selamat ber-UN untuk SMA dan SMP, selamat berujian sekolah adik-adik SD. Ini ujian. Tahap kita untuk bisa melangkah ke level yang lebih tinggi. Lha main game saja semakin tinggi level semakin sulit mengalahkan lawan. Apalagi belajar dan hidup di dunia. Pasti tak pernah lepas dengan ujian. Hadapi saja dengan senyum kebanggaan. Tidak perlu tertunduk malu jika belum berhasil. Tetaplah tegakkan kepala sebagai bukti telah berbuat yang terbaik. Bukankah kita memang seharusnya bahagia jika sudah naik level?